Terapkan Kurikulum Merdeka, Guru di Demak Diminta Aktif dan Kreatif

DEMAK, Lingkarjateng.idKetua PC Pergunu Demak, Choerul Rozak menyampaikan, Kurikulum Merdeka merupakan target yang ingin dicapai oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dengan mengangkat potensi yang ada pada diri peserta didik.

“Filosofinya kan bahwa setiap anak itu memiliki potensinya masing-masing, artinya istilah kemerdekaan terletak di situ. Memang dalam kurikulum merdeka itu sekolah harus melakukan tes diagnostik, yaitu tes untuk mengidentifikasi gaya belajar masing-masing anak,” kata Rozak pada Kamis, 22 September 2022.

Ia mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara Kurikulum Merdeka belajar dengan Kurikulum 2013.

“Kalau kurikulum merdeka ada semacam penekanan pembuatan berbasis project yang kemudian tujuannya adalah menjadikan peserta didik menjadi Profil Pelajar Pancasila. Nah, dimensi Pancasila kan ada enam, kalau di Kurikulum 2013 tidak ada. Jadi orientasi project-nya itu menjadikan pelajar menjadi Profil Pelajar Pancasila,” tutur pria yang juga berprofesi sebagai guru di SMA 1 Demak itu.

Rozak mengaku, sebagai tenaga pengajar dalam penerapan Kurikulum Merdeka belajar ini tidak menemui kesulitan.

“Kalau kesulitan si ndak juga, yang penting guru kan mau belajar karena guru kan fungsinya sebagai fasilitator. Jadi, sebagai guru harus melakukan improvisasi dengan peserta didik masing-masing, artinya guru harus lebih aktif. Jadi, guru sebelum awal pelaksanaan IKM itu kalau di SMA 1 Demak sering mendapatkan pelatihan, karena sekarang kan terjadi perubahan yang cukup drastis seperti sekarang ‘kan tidak pakai RPP, kalau dulu namanya Kompetensi Dasar (KD) sekarang namanya Capaian Pembelajaran (CP),” pungkasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)