CME, Aplikasi Deteksi Dini Stunting dan Pantau Ibu Hamil di Demak

DEMAK, Lingkarjateng.idInovasi Cengkeraman Mata Elang (CME) adalah sebuah aplikasi atau sarana untuk mendeteksi atau memantau keadaan ibu hamil dan juga menurunkan kasus stunting di Kabupaten Demak.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Kurniawan Arifendi menyampaikan, tujuan dari aplikasi tersebut adalah untuk memantau keberadaan ibu hamil atau tingginya kematian ibu dan bayi, dan mendeteksi dini adanya kasus stunting.

“Kekuatan dari satu inovasi penilaiannya adalah direplikasi, yang kemudian dikembangkan dan bisa memantau potensi–potensi kematian ibu melahirkan dan bayi dan juga kasus stunting. Karena seperti yang kita ketahui stunting ini harus ditangani bersama”, kata Kurniawan saat Podcast Keberhasilan Implementasi Quick Wins Smart city Dimensi smart living Cengkraman Mata Elang (CME), di RSKW 104.8 FM pada Senin, 28 November 2022. 

Perpustakaan Virtual iDemak Beri Kemudahan dalam Genggaman

Ia mengungkapkan bahwa, pengembangan replikasi sudah dimulai pada tahun 2021 dan melatih seribu kader pada setiap tahun di 27 puskesmas yang ada di Kabupaten Demak.

“Saat ini tercatat ada lebih dari 6.000 kader. Sebenarnya untuk 27 puskesmas di Kabupaten Demak itu secara inheren dengan tugas-tugasnya mereka diharuskan memiliki kreativitas inovasi, sehingga standar pelayanan yang diberikan menjadi dinamis,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Puskesmas Bonang II, Indah Kusumawati yang juga hadir sebagai narasumber pada Podcast tersebut menyampaikan, aplikasi CME merupakan suatu inovasi yang muncul dari rasa kepedulian.

Dimana di Puskesmas banyak sekali ibu hamil yang mempunyai risiko tinggi yang pada akhirnya menimbulkan angka kematian ibu dan bayi.

“Banyak ibu hamil yang tidak diketahui tau-tau dia sudah akan melahirkan padahal dia mempunyai risiko tinggi. Awal sebelum ada inovasi posisi kematian ibu sekitar 112 per 100 ribu kelahiran hidup, untuk saat ini kita ada di sekitar 50-an. Jadi ini sudah menurun hampir separuhnya,” katanya.

Pada tahun 2020, aplikasi ini dikembangkan untuk penanganan stunting dengan deteksi dini yang cepat menggunakan aplikasi.

“Dari hasilnya terdapat penurunan yang signifikan, di tahun 2019 itu sekitar 6,8 persen, sekarang di 2022 di posisi 2,99 persen.” tambahnya.

Ia juga mengatakan bahwa, aplikasi CME melibatkan masyarakat secara langsung dari ke lini bawah dalam penanganan masalah.

“Sehingga, dengan adanya lini terbawah kemudian didukung dengan stakeholder yaitu pemerintahan desa yang kuat dengan berbagai advokasi, barangkali tidak hanya menggunakan pendekatan yang ilmiah tetapi harus ada pendekatan secara spiritual. Itulah yang akhirnya bisa mendukung inovasi ini,” pungkasnya.

Diketahui, inovasi Cengkraman Mata Elang (CME) diterapkan semua Puskesmas se-Kabupaten Demak Tahun 2019, kemudian CME dijadikan Inovasi Quick Wins SMART CITY Kabupaten Demak dalam Program 100 Kabupaten/Kota Pintar Se-Indonesia Tahun 2019.

Kemudian, inovasi ini dinilai sebagai Juara I FKTP Berprestasi Tingkat Jawa Tengah dan Nakes Teladan Tingkat Nasional Tahun 2019. Serta CME masuk pada kompetisi TOP 45 Inovasi Pelayanan Publik dari Puskesmas Bonang II pada tahun 2020. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)

Similar Posts