Festival Jajanan Tradisional, Wujud Pemkab Demak Dongkrak Wisata

DEMAK, Lingkarjateng.idPemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak melalui Dinas Pariwisata menggelar promosi wisata melalui Festival Jajanan Tradisional. Festival tersebut dilaksanakan di Desa Boyolali, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak pada Senin, 14 November 2022.

Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Demak Ardhito Prabowo menyampaikan, ini kali kelima Dinas Pariwisata mengadakan Festival Jajanan Tradisional.

“Pertama kita lakukan di Desa Bungo, yang kedua di Desa Tambakbulusan, yang ketiga di Desa Tlogoweru, keempat di Desa Jragung, dan yang kelima ada di Desa Boyolali,” ungkapnya.

Dasar pelaksanaan kegiatan tersebut berasal dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang ada di Dinas Pariwisata. Ini merupakan dana dari Dana Insentif Daerah (DID) tahun 2022.

“Ini merupakan dana reward untuk Kabupaten Demak di bawah kepemimpinan Ibu Bupati. Kabupaten Demak mendapatkan reward berupa dana DID karena dalam pelaksanaannya mendapatkan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),” katanya.

Selain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di desa wisata, kegiatan itu juga untuk melestarikan jajanan tradisional. Pasalnya, jajanan tradisional sudah lama tidak dikenal oleh masyarakat.

“Maka produk dalam negeri ini lah produk yang harus kita lestarikan, sehingga diminati oleh masyarakat Kabupaten Demak,” ujarnya.

Prabowo mengungkapkan, dalam festival tersebut juga diberikan bantuan kepada 10 orang perwakilan dari Desa Boyolali berupa peralatan masak dan tenda sarnafil.

“Tentunya harapan kami untuk para penerima bisa menggunakan peralatan masak ini dengan sebaik-baiknya dan tenda sarnafil sebagai bentuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di Desa Boyolali,” harapnya.

Sementara, Bupati Demak Eisti’anah mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu program kegiatan dari Dinas Pariwisata untuk membangkitkan kembali perekonomian masyarakat pasca pandemi.

“Jadi kita ketahui bersama sudah dua tahun berlalu pandemi covid kita sama-sama lalui, sepertinya ada wacana dan sudah mulai menggerogoti untuk Covid-19 ini muncul lagi. Dari dua tahun kita belajar bagaimana kita selalu bangkit untuk mengenalkan pariwisata khususnya di Kabupaten Demak. Kalau dua tahun yang lalu dengan adanya Covid-19 semuanya ditutup, nah ini bagaimana caranya kita bangkit sedikit demi sedikit untuk mengenalkan pariwisata, baik dari tingkat lokal sampai ke tingkat nasional dan mungkin sampai ke tingkat internasional,” terangnya.

Lebih lanjut, pihaknya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sebagai upaya untuk memperkenalkan jajanan tradisional yang ada di Kecamatan Gajah.

“Kita sama-sama dalam kegiatan kali ini dikenalkan, tentunya ini pasti punya khasnya sendiri. Kalau di Desa Boyolali yang terkenal adalah jambu madu yang manisnya luar biasa. Mungkin nanti bisa sama-sama bagaimana caranya tidak mengenal waktu, tidak mengenal musim produksi terus,” katanya.

Pihaknya pun akan selalu men-support masyarakat Demak dengan memberikan bantuan-bantuan supaya kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.

“Ini sebagai upaya kita untuk selalu men-support warga kita melalui Dinas Pariwisata agar nanti mengelola atau membuat jajanan tradisional tambah semangat dengan adanya alat-alat yang baru. Kalau kita bisa maju bersama-sama Insya Allah di Desa Boyolali Kecamatan Gajah ini bisa bangkit bersama-sama dan tentunya Kabupaten Demak bisa terkenal dimana-mana.” jelasnya.

Di sisi lain, ia mengimbau kepala desa agar bisa lebih berinovasi dalam membangun desa wisata. Sehingga, nantinya dapat menarik wisatawan dari luar daerah.

“Kami mengimbau kepada Kepala Desa untuk bisa lebih berinovasi agar dapat menarik wisatawan dari luar daerah. Sehingga pendapatan APBD dapat meningkat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di Desa Boyolali,” pungkasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)

Similar Posts