Harga Beras Kemasan 5 Kg di Pasar Bintoro Demak Naik Signifikan, Cek Harganya

DEMAK, Lingkarjateng.id – Harga beras di sejumlah pasar di Kabupaten Demak konsisten merangkak naik sejak Januari 2023. Salah satunya di pasar Bintoro, yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan.

Salah satu pedagang beras di Pasar Bintoro, Sifiatun, mengatakan bahwa kenaikan harga terjadi untuk semua jenis beras.

“Beras jenis bromo sekarang Rp 13 ribu yang sebelumnya Rp 10 ribu, jenis mentik wangi  Rp 16 ribu sebelumnya Rp 12 ribu, beras kemasan 5 kg naik menjadi Rp 65-70 ribu per kemasan dari harga sebelumnya Rp 58 sampai Rp 60 ribu,” jelasnya.

Menurut Sifiatun,  kenaikan harga beras tersebut terjadi karena banyak petani yang gagal panen.

“Mungkin karena gagal panen karena banjir kemarin. Saat banjir kemarin (harga beras) mulai naik terus sampai sekarang,” ujarnya.

Dirinya mengakui, kenaikan harga beras mengakibatkan para pelanggan banyak yang komplain.

“Pada ngeluh haragnya kok naik terus,” ucapnya.

Pedagang lain, Sripah, menuturkan bahwa harga beras mengalami kenaikan dari Rp 700 hingga Rp2.000.

“Beras biasa sekilo yang sebelumnya Rp10.800 menjadi Rp11.500, beras poles eceran Rp13.000 yang sebelumnya Rp11.000,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) Demak, Iskandar Zulkarnain, telah melakukan monitoring harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) di dua pasar tradisional pada Selasa, 14 Februari 2023.

Iskandar memaparkan bahwa monitoring harga beras di Karanganyar menunjukkan bahwa harga beras masih normal dan cukup stok.

“Harga beras di pasar Karanganyar tadi harganya normal dan stoknya juga cukup memadai, untuk harganya yang beras medium antara Rp9.000-Rp10.000, yang beras premium Rp11.000 sampai Rp12.000. Itu normal semuanya,” ungkapnya.

Untuk di Pasar Mranggen, ia menyebutkan bahwa harga beras terpantau cukup tinggi.

“Nah untuk di pasar Mranggen harga beras cukup tinggi, yang medium Rp10.000 sampai Rp11.000 per liter, yang premium Rp12.000 sampai Rp13.000 per liter. Di Mranggen ini cukup tinggi dari Karanganyar, cukup jauh bedanya,” sambungnya.

Sedangkan kenaikan harga beras di Pasar Bintoro, Iskandar mengaku belum mengetahui secara pasti penyebabnya.

“Apakah itu pengaruh dari Semarang, saya tidak tahu, nanti akan kita rapatkan untuk yang di Mranggen ini. Apakah nanti perlu kita koordinasikan dengan pihak pengoprasi pasar yang di Mranggen atau gimana nanti kita akan merapatkan dengan staff besok pagi,” tuturnya.

Menurutnya, kenaikan terjadi bukan karena adanya gagal panen, melainkan karena adanya penambahan biaya untuk pengeringan hasil panen para petani.

“Kenaikan mulai sekitar dua mingguan saat musim hujan, bukan karena gagal panen. Menurut saya kemungkinan karena ada tambahan biaya untuk pengeringannya. Kita akan koordinasi dengan Dinas Pertanian kenapa bisa tinggi seperti itu. Karena di pasar Karanganyar normal semua,” pungkasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)

Similar Posts