Puan Maharani Siap Cari Solusi Keluhan Perajin Gerabah di Desa Melikan Klaten

KLATEN, Lingkar.news Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi perajin gerabah di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, untuk melihat produksi secara langsung dan menggali permasalahan yang dihadapi oleh para perajin.

Di sela-sela kunjungannya pada Selasa, 30 Januari 2024, ia mengatakan bahwa perajin gerabah harus didukung agar bisa meningkatkan kesejahteraan warga setempat.

“Memang ini satu hal yang harus kita dukung untuk bisa meningkatkan kesejahteraan warga yang ada di sini, karena ini sudah turun-temurun,” kata Puan.

Ia mengatakan, produksi gerabah tersebut hingga saat ini masih dilakukan secara manual karena menjadi bagian dari kekhasan gerabah asal Klaten.

“Bagaimana kemudian yang khas bisa lebih bagus, tapi tidak meninggalkan ciri khas tersebut,” tambah Puan.

Disinggung mengenai keluhan produsen terkait bahan baku tanah liat yang diperkirakan akan habis dalam kurun waktu tujuh tahun mendatang, ia mengatakan bahwa, pihaknya akan berupaya untuk mencari solusi bersama-sama.

“Itu sudah saya tanyakan, kami akan usaha bersama mencari solusinya. Tidak mungkin kemudian tidak dipikirkan dari sekarang, karena tujuh tahun tentu satu hal yang bukannya sebentar atau masih lama,” tuturnya.

Ia mengatakan jika tujuh tahun mendatang tidak ada bahan baku untuk produsen gerabah, maka akan muncul masalah baru. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan mencari solusinya.

“Kami akan coba cari solusi seperti apa, tadi sudah bicara,” lanjutnya.

Sementara itu, salah satu perajin gerabah, Waris Hartono mengapresiasi kunjungan yang dilakukan oleh Puan Maharani. Ia merasa bangga dan mengucapkan terima kasih karena pemerintah sudah peduli terhadap masyarakat.

“Alhamdulillah kami sangat berterima kasih. Kami sangat bangga, berarti kami diperhatikan oleh pemerintah,” kata Waris Hartono.

Ia mengatakan, para perajin gerabah memang sempat menyampaikan kekhawatiran terkait ketersediaan bahan baku untuk membuat gerabah yaitu tanah liat. Oleh karena itu, ia berharap ada perhatian khusus dari pemerintah.

“Kami hanya matur (menyampaikan, red), menceritakan bahwa kondisinya mulai menipis. Bahan baku tanah liat kan enggak bisa diperbarui. Makin digali kan makin habis,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Similar Posts