Sigap Tangani Banjir, Pemdes Demak Diminta Alokasikan Dana Tanggap Bencana

DEMAK, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak telah melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan banjir yang terjadi di awal tahun 2023. Salah satunya dengan melakukann perbaikan tanggul kritis sebagai langkah pencegahan jangka pendek.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Demak Ali Makhsun dalam talkshow di Radio Suara Kota Wali (RSKW) 104.8 FM dengan tema Pemkab Demak Siaga Gerak Cepat Tangani Banjir, belum lama ini.

Upaya-upaya penanggulangan banjir lainnya meliputi evakuasi dan pendataan wilayah terdampak banjir, mendistribusikan bantuan logistik bahan banjiran maupun logistik pangan.

Kemudian membuka posko layanan kesehatan, membuka dapur umum serta melaksanakan koordinasi dengan dinas atau instansi terkait, seperti  Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Demak, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Dinas Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan PSDA Provinsi.

“Bupati juga menginstruksikan kepada Camat untuk mengkoordinasikan kondisi di wilayah mereka masing-masing. Kemudian kita koordinasikan kepada Provinsi, agar penanganan banjir cepat teratasi,” kata Wabup Demak.

Wabup Demak menjelaskan bahwa upaya pencegahan banjir jangka pendek yakni dengan melaksanakan kerja bakti perbaikan tanggul-tanggul kritis menggunakan karung sak berisi tanah. Kemudian memberikan sosialisasi dan pelatihan penanggulangan bencana melalui pembentukan desa tangguh bencana dan sekolah atau madrasah aman bencana.

Sedangkan untuk pencegahan banjir jangka panjang, Pemkab Demak juga telah menyusun berbagai rencana. Mulai dari rencana kontijensi, menyusun kajian risiko bencana, menyusun rencana penanggulangan bencana, menurunkan indeks resiko bencana dan meningkatkan indeks ketahanan daerah.

Pihaknya berharap, nantinya ada manajemen  dari pemerintah desa (Pemdes) untuk mengalokasikan dana untuk tanggap bencana.

“Makanya harus ada sosialisasi dan pelatihan desa tanggap bencana. Karena di Demak dapat dikatakan rutin (bencana/red) supaya tidak berakibat parah kalau musim hujan,” tegasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)

Similar Posts