Tak Boleh Sembarangan, Begini Proses Pembuatan Minyak Jamas Pusaka Sunan Kalijaga

DEMAK, Lingkarjateng.id – Keluarga besar ahli waris Sunan Kalijaga Kadilangu Kabupaten Demak pada Rabu, 14 Juni 2023 membuat minyak lisah sepuh yang digunakan untuk penjamasan pusaka Sunan Kalijaga.

Diketahui bahwa minyak lisah sepuh ini, menjadi satu diantara bahan utama yang biasanya dilakukan ketika prosesi adat penjamasan setiap 10 Zulhijah.

Keluarga Ahli Waris Sunan Kalijaga, Ray. Hermin menyampaikan bahwa pembuatan minyak lisah sepuh tersebut harus dilakukan dengan proses dan tahapan yang benar.

“Yang membuat itu harus dari sesepuh ahli waris dan harus puasa dulu. Sebelum mulai juga kita doakan, agar minyak itu intinya bagus dan minyak itu bisa digunakan untuk hajat kita masing-masing” kata Hermin.

Pembuatan minyak lisah ini sudah menjadi warisan turun termurun dari sesepuh-sesepuh terdahulu.

“Kita mengikuti membuat minyak lisah sepuh itu juga dulu mengikuti nasehat bapak saya yang pernah menjadi juru kunci,” ujarnya.

Ketua Lembaga Adat Kadilangu Demak Sekaligus Ketua Pembina Yayasan Sunan Kalijaga, R Agus Supriyanto mengatakan bahwa setelah dibuat minyak lisah sepuh ini nantinya akan dicampurkan dengan berbagai macam bahan untuk penjamasan pusaka.

“Setelah jadi ini di hari H minyak lisah sepuh ini akan dicampurkan dengan minyak-minyak lain yang akan dilakukan untuk menjamasi pusaka,” tutupnya. 

Ahli waris Sunan Kalijogo lainnya, Ray Sri rejeki menyampaikan untuk bahan dasar minyak lisah sepuh yaitu sari air buah kelapa pilihan yang terdiri dari 9 buah. Ia mengungkap untuk mengambil buahnya tidak boleh dilakukan sembarangan apalagi sampai jatuh ke tanah.

“Minyak jamas berasal dari 9 buah kelapa pilihan yang diambil dari pohon dan diambil tidak boleh jatuh ke tanah, diambil menggunakan tangan,” katanya.

Begitu pula saat mengolah air kelapa, proses pembuatan menjadi minyak harus dilakukan oleh wanita menopause yang sebelumnya menjalanlan puasa dan tentunya masih ada keturunan keluarga Sunan Kalijaga.

“Pembuatannya pada hari Selasa Kliwon, harus puasa juga. dan yang memasak itu harus ahli waris kanjeng sunan yang berjumlah ganjil,” jelasnya.

Sebelum dilakukannya prosesi penjamasan, minyak lisah tersebut nantinya dicampurkan dengan bahan minyak yang dibawa dari Keraton Surakarta.

“Setelah menjadi minyak sari kelapa habis itu itu dicampurkan dengan lisah cendana keraton, lisah melati kraton, lisah kenangan keraton, lisah sepuh. Minyak-minyak tersebut ditempatkan di masing-masing nampan yang berisi antararnya lain bunga kantil gading, lisa jamas,” jelasnya.

Prosesi penjamasan pusaka Sunan Kalijaga sendiri dilakukan oleh panembahan dengan keadaan mata tertutup dan dibersihkan menggunakan bulu.

Setelah melakukan penjamasan, biasanya minyak hasil penjamasan tersebut diberikan kepada masyarakat yang dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit.

“Biasanya buat berangkat sholat di ulaskan dijidat, dan untuk obat dioleskan di tempat yang sakit,” tutupnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)