10 Tahun Dikepung Banjir, Warga Sayung Demak Tuntut Pemerintah Serius Tangani Rob

DEMAK, Lingkarjateng.id – Ribuan warga Sayung Kabupaten Demak mengungkapkan rasa kecewanya kepada pemerintah dengan menggelar mimbar bebas. Terlihat warga berbondong-bondong menuju titik kumpul yang berada di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak di area pembangunan proyek tol Demak-Semarang pada Jumat, 18 Agustus 2023.

Dalam kegiatan tersebut, warga menyampaikan orasi terkait luapan kekesalan dan kekecewaan mendalam pada pemerintah.

Menurut pantauan dari wartawan Koran Lingkar, terlihat anak-anak hingga orang tua, baik pria maupun wanita rela berpanas-panasan di lokasi mimbar bebas tersebut. Terlihat juga, banner bertuliskan: “Ibu Bupati… Rakyatmu butuh dekengan pusat, jangan tenggelamkan kami.”

Banyak warga Sayung yang menyampaikan orasi dalam mimbar bebas tersebut. Salah satunya, Abdul Qodir. Ia mengungkapkan, sudah 10 tahun lebih warga mengalami banyak kesulitan karena dengan adanya bencana rob di Kecamatan Sayung. 

“Kami adalah rakyatmu, separuh lebih Kecamatan Sayung tenggelam oleh rob dalam 10 tahun ini. Setiap hari kami tergenang banjir, dengarkan jeritan rakyatmu wahai pemimpin. Kalian dibayar oleh rakyat. Kami adalah warga taat pajak, maka pemerintah mempunyai kewajiban mempertahankan kami, jangan tenggelamkan kami,” teriak Abdul Qodir dalam orasinya. 

Ia menambahkan, sawah warga telah musnah, rumah mereka tenggelam, dan mereka tetap dipaksa bertahan dalam bencana itu.

“Maka perhatikanlah itu, kami menderita. Ekonomi sulit tapi kami dipaksa bertahan dengan bencana ini. Sebanyak 12 desa banjir rob, sepanjang sungai tak pernah dikeruk dan kalau hujan pasti banjir,” teriaknya lagi.

Pihaknya berharap, jeritan warga Sayung nantinya akan didengar oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

“Semoga suara kami bisa didengar oleh Presiden, diperhatikan pemerintah, Sayung tidak ditenggelamkan,” lanjutnya.

Dalam orasi tersebut juga digemakan perihal Indonesia yang telah memperingati hari Kemerdekaan yang ke-78. Namun pada hakikatnya, warga Sayung saat ini belum merdeka dan masih berjuang dengan keadaan yang semakin mengenaskan.

Di sisi lain, Fachur Rohman selaku Ketua Forum Sayung Menggugat membacakan surat terbuka untuk Presiden RI, Menteri PUPR, Gubernur Jawa Tengah, serta Bupati Demak.

Dalam surat terbuka tersebut, ia menyampaikan kegelisahan warga Kecamatan Sayung karena kondisi yang kurang lebih 10 tahun terakhir ini selalu mengalami kemiskinan secara terstruktur dan tersistematis disebabkan datangnya rob.

Fachur menyebut, sekitar 50 ribu jiwa lebih masyarakat Indonesia mendiami Kecamatan Sayung sebelah utara yang biasa disebut Sayung Pantura Kabupaten Demak.

“Bahwa 20 tahun yang lalu daerah kami termasuk daerah yang makmur, masyarakat masih bisa bercocok tanam dengan baik, dengan pertanian maupun dalam perikanan, tapi kurang lebih 10 tahun ke belakang ini, daerah pesisir Sayung mengalami peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat, penurunan tanah secara gradual atau sedikit demi sedikit,” ungkapnya.

Selain itu adanya peningkatan air laut pasang yang menyebabkan air memasuki rumah masyarakat dan ini berlangsung bertahun-tahun lebih dari sepuluh tahun yang lalu kejadiannya.

Sebelumnya, Pemkab Demak dan Pemprov Jawa Tengah sudah mengupayakan penanganannya. Namun, disebabkan keterbatasan anggaran, penanganan tidak bisa dilakukan secara komprehensif.

Ditambah tahun ini, Pemerintah Pusat sudah membuat kebijakan untuk membuat Jalan Tol Laut yang diharapkan bisa mengatasi permasalahan tersebut. Akan tetapi, adanya pembangunan jalan tol laut justru menambah lebih parah lagi daerah yang tidak terlintasi oleh proyek tersebut.

Keadaan masyarakat yang berada di luar tol akan lebih parah dari sebelumnya karena dari yang seharusnya menyebar ke seluruh Pantai Utara Demak, akan memenuhi daerah di luar jalan tol dan menyebabkan kondisi lebih parah.

Oleh karena itu, pihaknya berharap melalui mimbar bebas tersebut bisa membuat pemerintah mendengar jeritan hati dan sesegera mungkin melakukan langkah-langkah kebijakan. Yakni membuat program penanggulangan bencana air rob ini dengan membuat program pembuatan jalan tanggul laut yang besar serta mempunyai banyak fungsi.

“Supaya tercipta suatu keadaan yang lebih baik dan daerah kami menjadi daerah yang makmur berkeadilan dengan adanya kesejahteraan masyarakatnya,” lanjutnya.

Menurutnya, saat ini pemerintah kurang serius dalam mengatasi bencana rob di Kecamatan Sayung yang menyebabkan beberapa desa di kecamatan tersebut tenggelam.

“Karena selama ini pemerintah kurang serius mengatasi rob yang ada. Kita ingin pemerintah membuat tanggul laut yang bisa membendung air yang akan masuk ke pemukiman warga. Dan itu kami minta sesegera mungkin,” tuntutnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar)

Similar Posts