Duh! Kekeringan di Demak Meluas, Stok Dropping Air BPBD Tersisa 140 Tangki

DEMAK, Lingkarjateng.id – Sebanyak 62 Desa di Kabupaten Demak mengalami kekeringan dan membutuhkan bantuan air bersih akibat musim kemarau berkepanjangan.

Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak Suprapto menyampaikan pihaknya awalnya memperkirakan jumlah wilayah yang mengalami kekeringan sebanyak 58 desa.

“Untuk perkiraan awal kami 58 desa. Namun, saat ini berdasarkan pemantauan kami sekitar 62 desa yang mengalami kekeringan,” kata Suprapto, Selasa, 29 Agustus 2023.

Ia menjelaskan 62 desa tersebut tersebar di lima kecamatan, di antaranya di Kecamatan Mranggen, Kecamatan Dempet, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Wedung, dan Kecamatan Demak Kota.

Pihaknya memperkirakan musim kemarau tahun ini akan terjadi sampai bulan Oktober 2023.

“Kalau menurut dari ramalan, El Nino akan berlanjut sekitar kurang lebih bulan September, bahkan Oktober,” jelasnya.

Menurutnya, Kecamatan Wedung merupakan daerah yang paling rawan terjadi kekeringan dibanding daerah lain.

“Kecamatan Wedung itu masuk rawan kekeringan. Karena Kecamatan Wedung sendiri Pamsimasnya dari PDAM sudah mengalami asin,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kekeringan yang terjadi di Kabupaten Demak sudah terjadi sejak bulan lalu.

“Untuk droping kami, khusus kekurangan air atau kemarau ini di akhir bulan Juli kemarin, sudah benar mengalami kekeringan,” jelasnya.

Sementara, untuk penyaluran bantuan air bersih sudah dilakukan di 11 desa terdampak.

“Kalau sebelumnya droping karena Pamsimas rusak dan banjir, kalau khusus kekeringan sekitar 11 desa untuk droping,” tutupnya.

Stok Air Bersih Makin Menipis

Di samping itu, stok air bersih yang tersedia di BPBD Kabupaten Demak semakin menipis. Dari semula yang disediakan 332 tangki air bersih, kini tersisa sekira 140 tangki.

“Per hari ini kurang lebih masih ada 140 tangki dari persediaan BPBD Demak,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Demak Agus Nugroho Luhur Pambudi, Selasa, 29 Agustus 2023.

Ia mengatakan selama bulan Agustus pihaknya setiap hari mengirimkan bantuan air bersih ke daerah yang mengalami kekeringan.

“Mulai 1 Agustus tiap hari kami mengirim air bersih. Sehari bisa sampai enam atau delapan tangki,” katanya.

Menurutnya, krisis air bersih paling parah salah satunya terjadi di Desa Ruwit, Kecamatan Wedung.

Lebih lanjut, selain mengirimkan bantuan air bersih ke masyarakat, pihaknya juga mengirimkan bantuan air ke pondok pesantren.

 “Selain warga, kami juga memasok air bersih untuk pondok, sekolahan,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Demak Suprapto berharap adanya bantuan air bersih dari pihak lain. Supaya kebutuhan kebutuhan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan dapat terpenuhi.

“Kami berdoa mudah mudahan nanti dari BUMD, pengusaha bisa mengulurkan tangan atau mencarikan dana csr untuk pelaksanaan kegiatan penanganan kekeringan ini dalam pengadaan air bersih,” harapnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)

Similar Posts