DEMAK, Lingkarjateng.id – Bencana banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Wulan di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Demak kini sudah berangsur surut. Namun para petani hanya bisa pasrah melihat tanaman padinya gagal dipanen.
Seperti salah satu petani di Desa Wonoketingal, Karanganya, Mansur (59) terlihat lesu. Sebab selain barang-barang dan rumahnya rusak akibat banjir, ia juga harus merelakan lahan padi seluas 1,5 hektare turut terendam banjir.
Mansur menceritakan, pada Jumat, 9 Februari 2024 banjir mulai masuk ke pemukiman warga di Desa Wonoketingal. Dengan cepat air menggenangi jalan dan pemukiman warga setempat.
“Saya pulang dari Jumatan itu air tiba-tiba masuk ke desa, hanya sebagian barang-barang berharga yang diselamatkan,” cerita dia.
Kemudian, lanjutnya, tanaman padi miliknya telah dijadwalkan panen yang rencananya akan di combine pada Minggu, 11 Februari 2024, namun gagal akibat bencana banjir itu.
“Gara-gara tanggul jebol, banjir yang sampai desa kami Wonoketingal pada hari Jumat. Dan Sabtu atau Minggu itu padinya mau di combine padinya. Tapi sudah tenggelam semua sawahnya,” terangnya.
Dijelaskannya, bahwa pada masa tanam satu (MT1) ia menggarap lahan padi seluas 1,5 hektare. Kini Mansur mengaku pasrah dengan keadaan itu.
“Garapan saya 1,5 hektare kondisinya merah-merah sepertinya tidak ada harapan sama sekali. Dan 1,5 hektare itu ditawar sekitar Rp 80 juta,” ujarnya.
Dirinya pun hanya pasrah dan berharap mendapatkan bantuan bibit dan pupuk dari pemerintah setempat.
“Saya mengharapkan bantuan dari pemerintah, semoga dapat bantuan bibit beserta pupuknya, karena ini sudah 0 istilahnya sepeti itu,” tutupnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)