DEMAK, Lingkarjateng.id – Hampir setiap tahun, Dukuh Gandek, Desa Undaan Kidul Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, menjadi langganan kekeringan. Warga pun kesulitan mendapatkan air bersih dan berharap bantuan droping air setiap minggunya.
Salah satu warga Dukuh Gandek sekaligus Ketua BPD Desa Undaan Kidul, Khabib mengatakan, hampir seluruh warga di dukuh tersebut telah menyediakan drum air berwarna biru sebagai wadah saat ada yang mendroping air bersih.
Pihaknya menyebut, sulitnya mendapatkan air bersih ini dikarenakan ditutupnya Sungai Jratun.
“Bulan Juli lalu, Sungai Jratun yang jurusan dari Kedung Ombo ditutup. Ketika sudah kering, airnya gak ngalir itu warga kesulitan,” katanya.
Ia pun mengaku, Juli lalu telah melaporkan kepada jajaran kecamatan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak memberikan bantuan air bersih sebanyak seminggu dua kali.
“Sebelumnya juga sudah ada bantuan air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak. Itu kemarin bantuannya seminggu ada dua tahap. Warga sini itu maunya seminggu dua kali ada bantuan air, itu toh masih kurang kok. Tapi ini kok belum ada bantuan lagi,” keluhnya.
Senada, Sumarni yang juga warga Dukuh Gandek mengatakan bahwa setiap harinya ia mengambil air dari Sungai Lusi yang jaraknya kurang lebih satu kilometer dari rumahnya.
“Kalau air bantuan habis ya ke kali (Sungai Lusi) untuk nyuci, mandi, dan sebagainya,” katanya.
Dirinya berharap, ada bantuan air dan pembangunan Pamsimas dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak.
“Harapannya ini ada bantuan air, selain itu juga dibangun Pamsimas. Karena sebelumnya itu sudah dibangun Pamsimas, namun gak keluar airnya,” harapnya.
Terpisah, Staf Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Demak, Wahyu Murdoko mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan kepada Pemerintah Desa (Pemdes) tersebut untuk membuat embung.
“Saya kasih solusi untuk membuat embung, karena mengingat Dukuh itu yang sering mengalami kekeringan setiap tahun. Sumber air di sumur dalamnya gak bisa keluar,” terangnya.
Pihaknya pun mengimbau kepada desa yang memiliki dana kebencanaan agar bisa menggunakan dana tersebut untuk pembelian air bersih. Mengingat stok air bersih di BPBD juga tidak memungkinkan kalau harus menyuplai seluruh desa di Demak.
“Di suatu desa ada yang namanya dana kebencanaan. Dan dana itu bisa digunakan untuk pembelian air bersih. Karena kekeringan ini termasuk kebencanaan, maka dari itu dari desa yang memiliki anggaran kebencanaan untuk digunakan pembelian air bersih,” tutupnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)