Sebagian Korban Banjir Demak Mulai Alami Trauma

DEMAK, Lingkarjateng.id – Ketua Posko Pengungsian di SDN Gajah 2 Rahman menyampaikan bahwa di tempat pengungsian tersebut terdapat korban banjir yang saat ini mengalami trauma akibat bencana banjir yang sebelumnya tak pernah dialami.

“Iya di sini ada bapak-bapak dengan inisial Y yang sedang mengalami trauma. Sebelumnya itu tidak bisa diajak komunikasi, tapi kemarin Alhamdulillah itu sudah bisa diajak komunikasi,” ucap Rahman di Demak, Senin, 12 Februari 2024.

Kendati sudah bisa diajak berkomunikasi, Rahman belum memperbolehkan korban maupun keluarga untuk diwawancarai.

Sementara itu, Nanda Tasya salah seorang relawan Psikososial Universitas Muhamadiyah Purwokerto Nanda Tasya Miftahusifa menyebut dari beberapa posko pengungsian, korban banjir yang mayoritas mengalami trauma didominasi oleh orang tua atau lansia.

Ia menyampaikan, di Posko Pengungsian SDN Gajah 2 terdapat lansia yang mengalami trauma. Namun tidak terlalu parah atau hanya cemas.

“Rata-rata usia kisaran 65-70 tahunan. Kalau jumlah lansia yang mengalami trauma kurang tahu. Tapi ada beberapa lansia yang saya temui itu masih belum mengalami trauma yang parah namun hanya cemas,” jelasnya.

Menurutnya, korban banjir mengalami kecemasan dikarenakan beberapa faktor. Seperti memikirkan nasib sawah yang sudah waktunya panen hingga harta benda yang masih tertinggal di rumah.

“Ada beberapa bapak-bapak yang berkemungkinan memikirkan sawahnya yang mau panen tapi malah kebanjiran gagal panen dan juga memikirkan kerugian. Untuk ibu-ibu memikirkan rumah seperti halnya harta bendanya yang masih tertinggal di rumahnya” tuturnya.

Merespons kondisi tersebut, pihaknya pun bergegas melakukan pendekatan untuk menghilangkan trauma.  

“Untuk upaya, kami lakukan observasi lakukan pendekatan. Gimana keadaan mereka terlebih psikologisnya,. Apakah mereka nyaman dengan tempat tinggal yang sementara ini dengan keadaan seperti ini,” imbuhnya.  

Sementara untuk korban banjir anak-anak, kata dia, setiap sore diajak bermain supaya terhibur di tempat pengungsian.

“Kalau untuk anak-anak, kita buat kegiatan seperti halnya fun game biar mereka lebih nyaman dan enjoy dengan keadaan seperti itu,” ujarnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)

Similar Posts