Demak Waspada Kekeringan hingga Januari 2024, Warga Diminta Hemat Air

DEMAK, Lingkarjateng.id – Dampak musim kemarau ekstrem pada tahun ini diprediksi lebih parah dibanding tahun lalu karena adanya fenomena El Nino. Bupati Demak Eisti’anah menyebut, El Nino diperkirakan akan terjadi hingga bulan Januari 2024 sehingga warga diminta untuk hemat air.

Selain itu, Bupati Demak juga menyebut bahwa penyebab lain krisis air lantaran kekeringan di PDAM akibat adanya kendala di Kedung Ombo dan kerusakan Bendung Karet Kalijajar.

“Ini solusinya kita dropping ke daerah terdampak. Salah satunya di Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar. Kita harapkan kegiatan ini bisa terus berjalan dan masyarakat bisa menghemat air. Karena menurut perkiraan BMKG El Nino ini harusnya sampai November saja, tapi perkiraan sampai Januari,” jelasnya. 

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Demak melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama BPJS Kesehatan pada Selasa, 12 September 2023 menyalurkan bantuan air bersih ke warga Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.  

“Ini di Desa Ngaluran ada sekitar 1.570 KK yang mengalami kekeringan air dan sangat membutuhkan air bersih. Ini tadi dari kabupaten ada 8 tangki. Ini juga dibagi antara Dukuh Kalitekuk dan Dukuh Ngaluran. Nanti kalau misalnya kurang bisa ditambahkan lagi,” kata Relawan BPBD Demak Rescue, Abdur Rochman. 

Menurutnya, dampak musim kemarau pada tahun ini lebih parah dibanding tahun lalu. Sehingga, ia berharap uluran tangan dari berbagai pihak untuk menyalurkan bantuan air bersih.

Di sisi lain, Sunipah, warga setempat mengatakan bahwa dirinya sudah enam bulan mengalami kekurangan air bersih.  

“Dari pas udah nggak ada hujan itu, sekitar enam bulan itu kekeringan. Ini sumurnya nggak ada airnya. Rata-rata warga sini pada nggak ada airnya semua sumurnya,” ujarnya. 

Ia mengatakan sebelum adanya bantuan air bersih, masyarakat harus membeli air dengan harga Rp 4 ribu per galon.  

“Kalau air bantuan ini habis ya kita beli ke penjual dengan harga Rp 4 ribu per galon,” imbuhnya. 

Ia juga mengatakan bahwa di desanya sebetulnya sudah ada Pamsimas, namun tidak dapat menjangkau ke seluruh warga.  

“Di ujung Desa ada Pamsimas. Kalau yang warga sini RT 1 RW 6 itu nggak kebagian Pamsimas, jadi sulit mendapatkan air,” pungkasnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)

Similar Posts