Banjir Demak Sisakan Tumpukan Sampah hingga Jalan Rusak

DEMAK, Lingkarjateng.id – Usai banjir yang melanda Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak surut, warga mulai membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Kendati demikian, warga belum bisa kembali menempati rumah masing-masing lantaran sampah masih menumpuk, listrik belum menyala, dan air PDAM masih mati.

Dari pantauan wartawan Koran Lingkar di lokasi, banjir menyisakan sampah yang berserakan. Warga pun terlihat membersihkan rumah dan barang-barang yang selamat. Seperti menjemur kasur, mencuci pakaian, dan gerabah.

“Ini lagi nyicil bersih-bersih pakai air seadanya,” Heni kata salah satu warga Dukuh Magersari, Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak di sela mencuci piring, Minggu, 18 Februari 2024.

Ia mengatakan, rumahnya sudah benar-benar surut dari genangan banjir pada Minggu, 18 Februari 2024.

 “Ya setelah bersih-bersih ya kembali ke pengungsian (di Terminal Jati, Kudus) lagi. Untuk makan, minum, tidurnya kembali ke sana. Kalau kembali ke rumah ya nunggu listrik hidup dan kondisi rumah memang layak ditempati kembali,” ujarnya. 

Saat ini, kata dia, permasalahan yang dirasakan warga adalah tumpukan sampah dan bau yang tidak sedap usai banjir.

“Terutama sampah, karena sampah ini bisa menjadi sumber penyakit. Semoga ini dapat segera diatasi,” harapnya. 

Terpisah, warga Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak telah mendapatkan bantuan air bersih dari Palang Merah Indonesia (PMI).

“Ini air buat mandi, minum, masak. Karena di sini sulit dan nggak air bersih. Alhamdulillah ini bisa dapat bantuan air bersih,” kata Hariyanto warga Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.

Heri Nuswantoro salah satu Relawan PMI Kabupaten Pati mengatakan bahwa pihaknya mengirimkan dua tangki dengan kapasitas 6.000 liter dan 5.000 liter untuk membantu warga yang kesulitan mendapatkan air bersih. 

“Kami dari PMI Pati diminta BKO di sini untuk membantu korban bencana. Salah satunya dengan bantuan air bersih ini. Tak hanya air bersih, kita juga memberikan bantuan lain karena itu komando dari atas,” ujar Heri.

POTRET: Pengendara roda dua melintas dengan hati-hati di titik rusaknya jalan di perbatasan Desa Medini-Wilalung, Gajah, Minggu, 18 Februari 2024. (M. Burhanuddin Aslam/Lingkarjateng.id)

Di sisi lain, Jalan alternatif Karanganyar-Godong tepatnya di perbatesan Desa Medini dan Desa Wilalung, Kecamatan Gajah Kabupaten Demak mengalami ambrol pasca banjir akibat jebolnya tanggul sungai di desa tersebut. 

Hal itu dikarenakan tanggul di wilayah tersebut sempat mengalami jebol dan tanah terkikis oleh derasnya aliran air sehingga mengakibatkan tanah dibawah jalan beton tersebut rusak kurang lebih sepanjanng 100 meter. 

Pengendara hanya bisa melewati setengah jalur saja. Kemudian truk-truk bermuatan memilih melewati alternatif lain karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat melintas. 

Terlihat juga sudah di sana telag dipagari bambu sebagai penanda atau memberikan peringatan kepada pengendara bahwasanya jalan tersebut rusak. 

Salah satu supir truk dam Yanto (nama samaran) mengatakan dirinya lebih memilih putar balik atau memilih jalur alternatif lain yang dirasa lebih aman. 

“Gak berani kalau jalannya seperti itu, saya tak lewat jalan lain aja,” katanya singkat, Minggu, 18 Februari 2024.

Sementara itu, warga sekitar Budi menyampaikan bahwa penyebab ambrolnya jalan tersebut karena aliran air yang sangat deras karena jebolnya tanggul di desa tersebur. 

“Ini gara-gara pas tanggul jebol, lha tanggul jebol terus air mengalir ke jalan sangat deras kemudian tanah yang ada di pinggir jalan itu terkikis. Jadi itu jalnnya ya gandul, dibawahnya itu kayak gorong-gorong,” terangnya. 

Kendati demikian, pasca ambrolnya tanggul tersebut tidak ada pengendara yang mengalami kecelakaan.

“Kayaknya ngga ada kalau kecelekaan setelah ambronya jalan ini. Karena disana sudah di kasih pembatas,” ujarnya. 

Selain itu, dititik lain yang juga merupakan jalan alternatif Karanganyar- Godong tepatnya di Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar memperlihatkan jalan yang dipenuhi dengan lumpur dan sangat licin. 

Kemudian, di jalan tersebut juga masih ada genangan air sepanjang kurang lebih 100 meter dengan ketinggian 10 cm. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)

Similar Posts