Musim Hujan, Warga Demak Diminta Waspada Penyakit Leptospirosis dari Kotoran Tikus

DEMAK, Lingkarjateng.id – Kasus penyakit Leptospirosis di Kabupaten Demak masih menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak. Pada tahun 2023 tercatat ada 53 kasus dan enam orang meninggal dunia akibat virus tersebut.

Kabid pencegahan dan pengendalian Dinkes Kabupaten Demak, Heri Winarno menyampaikan bahwa virus yang disebabkan penularan dari hewan masih terbilang cukup tinggi di Kabupaten Demak.

Sebagaimana diketahui, Leptospirosis lazimnya ditularkan hewan tikus melalui kotoran maupun kencing yang mengandung bakteri Leptospira. Manusia akan tertular bakteri tersebut jika mengenai kulit yang lecet atau selaput lendir seperti lubang hidung dan kelopak mata pada saat melakukan kontak dengan genangan air sungai, selokan, hingga lumpur.

Maka dari itu, Pemkab Demak dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) meminta masyarakat untuk waspada sekaligus mengenali penularan virus tersebut, sehingga bisa mengantisipasinya.

“Leptospirosis dapat menyerang siapa saja, karena Leptospirosis dapat menyebar melalui air dan tanah yang terkontaminasi karena urin hewan pembawa bakteri Leptospira,” kata Heri, Kamis, 1 Februari 2024.

Mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan, menurutnya potensi terpaparnya dari penyakit menular tersebut lebih tinggi.

“Perlu lebih waspada, sekarang ini musim penghujan karena akan banyak genangan air di sekitar lingkungan. Itu juga dapat menjadi tempat sumber penularan Leptospirosis,” ujarnya.

Dalam upaya pencegahan Leptopirosis, Pemkab melibatkan Organisasi Perangkat Desa (OPD) terkait serta masyarakat agar waspada terhadap bahayanya penyakit tersebut.

Sebagai informasi, dari data empat tahun terakhir jumlah kasus meninggal dari kasus tersebut menurun.

Dari tahun 2020, terdapat sebanyak 108 orang penderita, 14 orang meninggal. Pada tahun 2021 terdapat sebanyak 28 orang penderita, 5 orang meninggal. Kemudian tahun 2022 ada sebanyak 42 orang penderita dan 13 orang meninggal. Sedangkan pada tahun 2023 terdapat 53 orang penderita dengan kasus meninggal 6 orang. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)

Similar Posts