Pembangunan Tanggul Laut Dianggar Rp 5 Miliar, Pemkab Demak Masih Koordinasi Atasi Bencana Rob

DEMAK, Lingkarjateng.id – Bupati Demak Eisti’anah akhirnya angkat bicara soal gugatan masyarakat Kecamatan Sayung yang 10 tahun terendam banjir rob. Dalam mimbar bebas yang digelar Jumat, 18 Agustus 2023 lalu, warga yang tergabung dalam Forum Sayung Menggugat meminta pemerintah serius menangani bencana rob di wilayah tersebut dengan membuat tanggul laut.

Menanggapi permintaan tersebut, Bupati Eisti’anah mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak tidak tutup mata terhadap warga Demak yang saat ini terdampak rob.

“Tanpa itu pun (mimbar bebas, red) kami sangat perhatian dengan masyarakat, yang tidak hanya di Sayung, namun di empat kecamatan yang terdampak rob,” kata Eisti’anah pada Senin, 21 Agustus 2023.

Dikatakannya, Pemkab Demak telah bersinergi mulai tingkat provinsi hingga pusat dengan berbagai program-program. Salah satunya merealisasikan pembangunan tanggul laut yang telah dianggarkan sekitar Rp 5 miliar.

“Salah satunya Insya Allah di tahun 2024 kita berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu ada anggaran untuk DED (Detail Engineering Desain) tanggul laut. Itu baru DED, sekitar Rp 5 miliar. Itu perencanaan terlebih dahulu,” jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya belum bisa memastikan terkait teknis realisasi karena sifatnya baru perencanaan. Namun, pihaknya mengaku masih mendorong pemerintah pusat untuk pembuatan tanggul laut agar bisa terealisasi di 2024.

Selain itu, Pemkab Demak saat ini telah melakukan penanganan dengan membuat jalan beton yang dimaksudkan untuk tanggul laut juga.

“Kita juga berupaya membuat jalan-jalan beton sebagai upaya sementara untuk tanggul laut di daerah-daerah tersebut. Ada di daerah Timbulsloko itu udah dibangunkan jalan beton yang lumayan tinggi itu buat tanggul laut sementara,” tuturnya.

Bupati menambahkan, setelah koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi, disarankan untuk menyediakan lahan sebagai tempat relokasi masyarakat terdampak. 

“Dan dari pusat akan membantu pembangunan rumah susunnya. Jadi kami sudah menyediakan hal tersebut dan membuat dana dampingannya di daerah Sayung,” jelasnya.

Berita Terkait: 10 Tahun Dikepung Banjir, Warga Sayung Demak Tuntut Pemerintah Serius Tangani Rob

Pihaknya berharap kepada masyarakat yang terdampak rob untuk bisa bekerja sama dengan pemerintah agar mau direlokasi.

“Jadi kami harapkan masyarakat juga membantu. Kalau memang daerahnya sudah habis bersedia untuk direlokasi, jika ingin bertahan juga kami bantu semaksimal mungkin,” harapnya.

Untuk diketahui, sebelumnya ribuan warga Sayung meluapkan rasa kekecewaannya kepada pemerintah dengan menggelar mimbar bebas di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung pada Jumat, 18 Agustus 2023. Dalam kegiatan tersebut, warga menyampaikan orasi terkait rasa kesal dan kecewa mendalam pada pemerintah.

Banyak warga Sayung yang menyampaikan orasi dalam mimbar bebas tersebut. Salah satunya, Abdul Qodir. Ia mengungkapkan, sudah 10 tahun lebih warga mengalami banyak kesulitan karena adanya bencana rob di Kecamatan Sayung. 

“Kami adalah rakyatmu, separuh lebih Kecamatan Sayung tenggelam oleh rob dalam 10 tahun ini. Setiap hari kami tergenang banjir, dengarkan jeritan rakyatmu wahai pemimpin. Kalian dibayar oleh rakyat. Kami adalah warga taat pajak, maka pemerintah mempunyai kewajiban mempertahankan kami, jangan tenggelamkan kami,” teriak Abdul Qodir dalam orasinya tersebut.

Ia menambahkan, sawah telah musnah, rumah mereka tenggelam, dan mereka tetap dipaksa bertahan dalam bencana itu.

“Maka perhatikanlah itu, kami menderita. Ekonomi sulit, tapi kami dipaksa bertahan dengan bencana ini. Sebanyak 12 desa banjir rob, sepanjang sungai tak pernah dikeruk dan kalau hujan pasti banjir,” teriaknya lagi.

Pihaknya berharap, jeritan warga Sayung nantinya akan didengar oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Dalam orasi tersebut juga digemakan perihal Indonesia yang telah memperingati hari Kemerdekaan yang ke-78. Namun pada hakikatnya, warga Sayung saat ini belum merdeka dan masih berjuang dengan keadaan yang semakin mengenaskan.

Senada, Fachur Rohman selaku Ketua Forum Sayung Menggugat membacakan surat terbuka untuk Presiden RI, Menteri PUPR, Gubernur Jawa Tengah, serta Bupati Demak.

Dalam surat terbuka tersebut, ia menyampaikan kegelisahan warga Kecamatan Sayung karena kondisi yang kurang lebih 10 tahun terakhir ini selalu mengalami kemiskinan secara terstruktur dan tersistematis akibat rob.

Fachur menyebut, sekitar 50 ribu jiwa lebih masyarakat Indonesia mendiami Kecamatan Sayung sebelah utara yang biasa disebut Sayung Pantura Kabupaten Demak, tapi kurang lebih 10 tahun terakhir ini, daerah pesisir Sayung mengalami rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat, penurunan tanah secara gradual atau sedikit demi sedikit.

Pihaknya berharap melalui mimbar bebas tersebut bisa membuat pemerintah mendengar jeritan hati rakyat dan sesegera mungkin membuat kebijakan untuk program penanggulangan bencana rob dengan membuat jalan tanggul laut yang besar dan mempunyai banyak fungsi. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)

Similar Posts