Sempat Ricuh! Aksi Lempar Batu Pilkades Kembangan Demak Lukai 7 Orang, Ini  Penyebabnya

DEMAK, Lingkarjateng.id – Kericuhan yang sempat mewarnai Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tahap II di Desa Kembangan, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak kini telah terungkap penyebabnya.

Kericuhan yang melukai 7 orang itu disebabkan karena masing-masing pendukung antar calon kades saling memprovokasi, sehingga menyebabkan ricuh hingga aksi lempar batu terjadi.

Selain itu, kericuhan juga terjadi karena pendukung calon kades nomor 1 dan 2 tetap mengenakan atribut. Padahal, sebelumnya telah disepakati untuk tidak mengenakannya.

Pilkades Kembangan Demak Diwarnai Kericuhan

Salah satu warga setempat, Surhadi pada Minggu, 8 Oktober 2023 mengatakan bahwa, pemicu kericuhan awalnya berdesak-desakan saat berada di depan pintu masuk Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Ia mengatakan, kericuhan yang terjadi selama kurang lebih lima menit itu mengakibatkan 7 orang mengalami luka-luka.

“7 orang termasuk anggota Koramil Bonang terkena lemparan batu saat melerai bentrok antar pendukung,” Kata Surhadi, pada Minggu, 8 Oktober 2023.

Surhadi menambahkan, panitia penyelenggara pilkades kurang memikirkan antisipasi terkait atribut yang dikenakan oleh masing-masing pendukung calon, sehingga hal itu dapat memicu keributan. 

“Masing-masing pendukung menggunakan atribut dan saling memprovokasi, sehingga menimbulkan bentrokan dan saling melempar batu,” ungkapnya.

Sementara itu, Kapolsek Bonang, AKP Margono mengatakan bahwa, pemicu bentrok yakni atribut pakaian yang dipakai pendukung calon kades.

Pasalnya, sebelumnya sudah ada kesepakatan untuk tidak mengenakan atribut.

“Jadi, gesekan terjadi karena pendukung nomor 1 dan nomor 2 tetap menggunakan atribut, yang sudah disepakati untuk tidak dilaksanakan. Kemudian mereka menunjukkan identitas, menyanyikan yel yel sehingga terjadilah gesekan,” Kata Kapolsek Bonang.

Pihaknya menjelaskan, dalam kericuhan juga terjadi aksi saling lempar batu, sehingga tak menutup kemungkinan menimbulkan korban.

“Ada lemparan batu karena memang di lokasi banyak batu di bawah, itu yang dilempar sama masyarakat. Ada korban, jadi mungkin kena batu 1 orang, karena batu yang dilempar ke atas itu mengenai kepala,” ungkapnya.

Lebih lanjut, kericuhan yang terjadi tidak berlangsung lama. Usai petugas melakukan pengamanan, suasana kembali menjadi kondusif. 

“Kejadian itu hanya sebentar kurang lebih lima menitan. Kemudian kami berusaha melakukan tindakan agar suasana kembali kondusif. Proses Pilkades pun dilanjutkan,” imbuhnya.

Pilkades tersebut akhirnya bisa dilanjutkan kembali dengan syarat, salah satu pendukung calon kades mencopot atribut pakaian yang dikenakan.

Sedangkan, Kapolres Demak AKBP Muhammad Purbaya mengatakan bahwa, pihaknya bersama pejabat utama Polres Demak dan anggota BKO dari Brimob Polda Jateng mengantisipasi konflik di titik rawan yang sudah dipetakan.

“Hari ini kami melakukan patroli bersama pengecekan TPS di sejumlah wilayah yang menggelar Pilkades. Untuk kerawanan sudah kami petakan. Ada 6 desa yang masuk kategori sangat rawan, 35 desa kategori rawan, dan 13 desa kategori aman. Kami juga antisipasi konflik di titik rawan dengan menambah kekuatan personel,” kata Kapolres Demak.

Diberitakan sebelumnya, Pilkades tahap II di Desa Kembangan, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak diwarnai kericuhan antar pendukung calon kepala desa (kades).

Kericuhan tersebut terjadi saat dibukanya proses pencoblosan sekitar pukul 08.30 WIB pada Minggu, 8 Oktober 2023. (Lingkar Network | Muhammad Burhanuddin Aslam – Koran Lingkar)

Similar Posts