Penjualan Kambing di Demak Terus Meningkat Jelang Hari Raya Kurban

DEMAK, Lingkarjateng.id – Menjelang Hari Raya Idul Adha penjualan hewan kurban di Kabupaten Demak sudah mulai ramai, Jumat, 24 Juni 2023.

Muh Shodikin seorang tengkulak kambing kurban mengatakan bahwa permintaan kambing kurban setahun terakhir terus mengalami peningkatan.

“Tahun 2022 kemarin kisaran 60 ekor habis, dan ditahun ini sampai hari ini 57 ekor, tapi untuk hari H kurban kan masih sekitar semingguan, jadi kemungkinan saya bisa menarget kan bisa sampai 80 an ekor,” kata Shodikin, Jumat, 23 Juni 2023.

Ia juga mengaku mendapatkan pesanan dari salah satu yayasan Muhammadiyah di Semarang hingga 40 ekor kambing.

“Kemarin itu dari yayasan Muhammadiyah Semarang itu sekitar 40 an kambing, tapi itu belum pasti sih,” ungkapnya.

Kambing-kambing tersebut didatangkan dari petani langsung, menurutnya lebih murah dibanding dengan mengambil dari pedagang-pedagang di pasaran.

“Ini saya ambil langsung dari petani nya dan saya stok di rumah, kalau dari pasar kan kebanyakan dia juga ambil dari orang-orang juga dan harganya jadi semakin naik,” jelasnya.

Terlebih saat mendekati hari raya kurban, ia memastikan harga jual akan terus naik secara signifikan.

“Kenaikan harga nya bisa capai 50 persen saat mendekati h-1 dan h-2 lebaran kurban, semisal harga biasanya 2 juta bisa sampai 3 juta lebih,” ujarnya.

Salain menyetok kambing di rumah, Sodikin juga setiap hari menjualnya di pasar-pasar terdekat bahkan sampai ke luar Demak.

Selain Sodikin, Teguh Sapto Utomo, peternak sapi di Desa Jogoloyo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak menyampaikan bahwa di tahun ini dirinya juga mendapatkan penjualan yang cukup tinggi. Namun dirinya tetap waspada terhadap penyakit hewan kurban.

“Di tahun ini penjualan cukup meningkat dibanding tahun lalu, tapi kami tetap waspada karena masih trauma karna virus PMK di tahun kemarin,” katanya.

Untuk mengantisipasi kerugian akibat PMK, Ia memilih menghabiskan stok yang ada di kandang dan mengambil lagi dari pedagang luar untuk memenuhi permintaan.

“Jadi kami tidak berani kulakan lagi, karena di pasar sudah mulai muncul PMK, jadi kami hanya menghabiskan yang dikandang saja,” tutupnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)

Similar Posts